dia-bg

MEKANISME TINDAKAN_ JENIS DAN INDEKS EVALUASI PRESERVATIF

Di bawah ini adalah pengenalan singkat tentang mekanisme kerja, jenis serta indeks evaluasi berbagai bahan pengawet

bahan pengawet

1.Modus tindakan keseluruhanbahan pengawet

Pengawet sebagian besar merupakan bahan kimia yang membantu membunuh atau menghambat aktivitas mikroorganisme dalam kosmetik serta menjaga kualitas kosmetik secara keseluruhan dalam jangka waktu yang lama.

Namun, perlu dicatat bahwa bahan pengawet bukanlah bakterisida – bahan ini tidak memiliki efek bakterisida yang kuat, dan hanya berfungsi jika digunakan dalam jumlah yang cukup atau bila bersentuhan langsung dengan mikroorganisme.

Pengawet menghambat pertumbuhan mikroba dengan menghambat sintesis enzim metabolik penting serta menghambat sintesis protein pada komponen vital sel atau sintesis asam nukleat.

2.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Pengawet

Banyak faktor yang berkontribusi terhadap efek bahan pengawet.Mereka termasuk;

a.Pengaruh pH

Perubahan pH berkontribusi terhadap disintegrasi bahan pengawet asam organik, sehingga mempengaruhi kemanjuran bahan pengawet secara keseluruhan.Misalnya saja pada pH 4 dan pH 6, 2-bromo-2-nitro-1,3-propanediol sangat stabil

b.Pengaruh gel dan partikel padat

Koalin, magnesium silikat, aluminium dll, merupakan beberapa partikel bubuk yang terdapat pada beberapa kosmetik, yang biasanya menyerap bahan pengawet sehingga menyebabkan hilangnya aktivitas bahan pengawet.Namun, ada juga yang efektif dalam menyerap bakteri yang ada dalam bahan pengawet.Selain itu, kombinasi gel polimer yang larut dalam air dan bahan pengawet berkontribusi terhadap pengurangan konsentrasi sisa bahan pengawet dalam formulasi kosmetik, dan hal ini juga mengurangi efek bahan pengawet.

c.Efek kelarutan surfaktan nonionik

Kelarutan berbagai surfaktan seperti surfaktan nonionik dalam bahan pengawet juga mempengaruhi aktivitas bahan pengawet secara keseluruhan.Namun surfaktan nonionik yang larut dalam minyak seperti HLB=3-6 diketahui memiliki potensi deaktivasi bahan pengawet yang lebih tinggi dibandingkan dengan surfaktan nonionik yang larut dalam air dengan nilai HLB yang lebih tinggi.

d.Pengaruh kerusakan bahan pengawet

Ada faktor lain seperti pemanasan, cahaya, dll., yang bertanggung jawab menyebabkan kerusakan bahan pengawet, sehingga menyebabkan penurunan efek antiseptiknya.Terlebih lagi, beberapa efek ini mengarah pada reaksi biokimia akibat sterilisasi dan desinfeksi radiasi.

e.Fungsi lainnya

Demikian pula, faktor-faktor lain seperti adanya rasa dan zat pengkhelat serta distribusi bahan pengawet dalam dua fase minyak-air juga akan berkontribusi terhadap penurunan aktivitas bahan pengawet sampai batas tertentu.

3.Sifat antiseptik bahan pengawet

Sifat antiseptik bahan pengawet patut dipertimbangkan.Kelebihan bahan pengawet pada kosmetik pasti akan menyebabkan iritasi, sedangkan kekurangan konsentrasi akan mempengaruhi sifat antiseptiknyasifat bahan pengawet.Metode terbaik untuk mengevaluasi hal ini adalah dengan menggunakan uji tantang biologis yang melibatkan konsentrasi hambat minimum (MIC) dan uji zona hambat.

Uji lingkaran bakteriostatik: Uji ini digunakan untuk mengetahui bakteri dan kapang yang memiliki kemampuan tumbuh sangat cepat setelah dikultur pada media yang sesuai.Jika cakram kertas saring yang telah diresapi bahan pengawet dijatuhkan di tengah pelat media kultur, akan terbentuk lingkaran bakteriostatik disekitarnya akibat penetrasi bahan pengawet.Saat mengukur diameter lingkaran bakteriostatik, dapat digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan efektivitas bahan pengawet.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkaran bakteriostatik dengan metode kertas dengan diameter >=1,0 mm sangat efektif.MIC disebut sebagai konsentrasi pengawet paling sedikit yang dapat ditambahkan ke dalam media untuk menghambat pertumbuhan mikroba.Dalam situasi seperti ini, semakin kecil MIC, semakin kuat sifat antimikroba dari bahan pengawet tersebut.

Kekuatan atau efek aktivitas antimikroba biasanya dinyatakan dalam bentuk konsentrasi hambat minimum (MIC).Dengan demikian, aktivitas antimikroba yang lebih kuat ditentukan oleh nilai MIC yang lebih kecil.Meskipun MIC tidak dapat digunakan untuk membedakan aktivitas bakterisida dan bakteriostatik, surfaktan secara umum diketahui memiliki efek bakteriostatik pada konsentrasi rendah dan efek sterilisasi pada konsentrasi tinggi.

Padahal, pada waktu yang berbeda, kedua aktivitas tersebut terjadi pada waktu yang bersamaan sehingga sulit dibedakan.Oleh karena itu, bahan ini biasanya diberi nama kolektif sebagai desinfeksi antimikroba atau sekadar desinfeksi.


Waktu posting: 10 Juni 2021