Tisu basah lebih rentan terhadap kontaminasi mikroba dibandingkan produk perawatan pribadi pada umumnya dan oleh karena itu memerlukan konsentrasi yang lebih tinggibahan pengawetNamun, seiring dengan keinginan konsumen untuk mendapatkan produk yang ringan, bahan pengawet tradisional termasukMIT dan CMIT, formaldehida lepas lambat, paraben, dan bahkanfenoksietanoltelah mengalami penolakan dalam berbagai tingkatan, terutama di pasar tisu basah bayi. Selain itu, dalam beberapa tahun terakhir, karena penekanan pada perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, semakin banyak merek yang beralih ke bahan yang lebih alami. Semua perubahan ini menimbulkan tantangan yang lebih besar terhadap pelestarian tisu basah. Kain non-woven tisu basah tradisional mengandung poliester dan viscose, yang menghambat sifat anti-korosi. Serat viscose lebih hidrofilik, sedangkan serat poliester lebih lipofilik. Selain ituDMDM HSebagian besar pengawet yang umum digunakan bersifat lebih lipofilik dan mudah diserap oleh serat poliester, sehingga menghasilkan konsentrasi perlindungan pengawet yang tidak memadai untuk serat viscose dan bagian fase air, sehingga meningkatkan risiko korosi serat viscose dan air. Bagian fase air sulit dicegah korosinya, sehingga menyebabkan kesulitan anti-korosi pada tisu basah. Secara umum, serat viscose dan tisu basah serat alami lainnya lebih sulit dicegah korosinya dibandingkan tisu basah serat kimia.
Gambar 1: Formula dasar tisu basah
Gambar 2: Grafik perbandingan percobaan tantangan pengawet tisu basah yang mengandung cairan murni dan kain
Waktu posting: 17-Jan-2022